Berburu ikan paus, ikan yang memiliki ukuran besar dan tergolong semakin langka keberadaannya masih dapat dijumpai dan salah satunya adalah di lamalera Lembata NTT. Meski telah ada peraturan resmi secara internasional bahwa ikan paus tak sepantasnya diburu lagi, tapi oleh karena sebuah tradisi yang turun temurun maka tidak ada yang dapat menghentikan aktifitas ini.
Whale hunting, fish that has a large size and relatively rare on its existence can still be found and one of them is in lamalera Lembata NTT. Although there has been an international rule that mentioning whales should not be hunted again, but because of a hereditary tradition there is nothing to stop this.
Penduduk disini secara turun temurun dan menjadi sebuah tradisi untuk menangkap ikan paus selain itu ikan-ikan yang berukuran besar seperti pari, kadang lumba-lumba dan mereka jadikan bahan makanan serta selebihnya mereka simpan secara bersama-sama dalam satu kampung. Melalui hasil laut inilah mereka bertahan hidup.
Residents from generation to generation and become a tradition in catching whales along with other big fish like stingrays, sometimes dolphins and they catch them for food and the rest will keep together in a village. Through these marine products then they will survive to run life.
Meskipun penduduk Lamalera melakukan perburuan ikan paus, namun ada satu jenis ikan paus yang tabu untuk ditangkap yaitu ikan paus biru. Menurut penduduk Lamalera, ikan paus biru adalah “Ibu” pulau mereka. Ikan paus biru merupakan pelindung tetap pulau tersebut. Selain itu, ada beberapa hal tabu lain yang tidak pernah mereka lakukan. Seperti memburu ikan paus yang sedang hamil, ikan paus muda, serta ikan paus yang sedang berhubungan intim (sumber: http://www.hipwee.com). Tentunya seiring perkembangan waktu dan desakan kebutuhan bahan makanan maka hal-hal tabu ini kemungkinan bisa saja dilanggar oleh penduduk. Ikan paus diperkirakan pada bulan Mei hingga Juli bermigrasi dari Samudera Hindia dan Samudera Pasifik dan lewat tepat di daerah perairan Lamalera, sehingga para penduduk terbiasa secara turun temurun menangkapnya untuk hidup. Saat itulah serta merta penduduk yang melihat akan berteriak "baleo", dan semua pemuda desa langsung bersiap dan melakukan perburuan. Dan bahkan ada beberapa wisatawan baik asing maupun domestik ikut menyaksikan perburuan tersebut karena jarang dari kita dapat melihat ikan paus secara langsung dan merupakan pengalaman baru. Tradisi di Desa Lamalera ini seharusnya bisa perlahan-lahan di kurangi. Lantas bagaimana caranya?.
Although population of Lamalera are hunting whales, but there is one type of whale that is taboo to catch is the blue whale. According to Lamalera residents, blue whales are their island's "Mother". Blue whales are a permanent protector of the island. In addition, there are some other taboos activity that they never did. Like hunting pregnant whales, young whales, as well as intimate whales (source: http://www.hipwee.com). Of course, as time goes by and insistence of the need for food, these taboos may be violated by the population. Whales predicted in May to July are migrating from Indian Ocean and Pacific Ocean and pass right in the waters of Lamalera, so residents used to catch from generation to generation for their life. That's the time then residents who saw whales would shout "baleo", and all the village youths immediately doing preparation and hunting. And even some tourists both foreign and domestic saw the hunt because rarely we can see whales directly and is a new experience. The tradition in Lamalera Village should be slowly could reduced. So how to do ?.
Song : MERASA TRESNA PEDIDI DI UBUD
No comments:
Post a Comment