Dikutip langsung dari KOMPAS.com - menyebutkan bahwa Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral ( ESDM) berencana untuk mengaliri setidaknya 2.500 desa se-Indonesia
hingga akhir tahun 2019. Untuk mencapai target ini, Kementerian ESDM bekerja
sama dengan PLN dalam pelaksanaannya. Pembangunan listrik dibagi menjadi tiga zona yakni pembangunan
listrik di daerah terdepan, tertinggal dan terluar (3T). Sementara pembangunan
listrik di desa tertinggal dan terluar sebenarnya bertujuan untuk mengejar
elektrifikasi 99,9 persen pada tahun 2019. Saat ini, masih belum mencapai 92
persen. Contoh daerah yang belum menikmati listrik ada di Maluku, dan Kawasan
Indonesia Timur termasuk di Nusa Tenggara Timur. Berikut adalah dokumentasi saat mengerjakan jaringan listrik di desa Longkap Alor Barat Daya.
Quoted directly from KOMPAS.com - mentioning that the Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM) plans to provide electricity at least to 2,500 villages throughout Indonesia by the end of 2019. To achieve this target, the Ministry of Energy and Mineral Resources collaborates the program with PLN (The State Electricity Company) on its implementation. Electricity development is divided into three zones, such as electricity development in the foremost, lagging and outermost areas (3T). While the electricity development in underdeveloped and outermost villages actually aims to pursue electrification of 99.9 percent in 2019. At present, it still has not reached 92 percent. Examples of areas that have not yet developed on its electricity need are in Moluccas, and Eastern part of Indonesia including in East of Nusa Tenggara. The following is documentation when working on the electricity network in the village of Longkap South West of Alor.
Sebelum mencapai desa Longkap, Jaringan listrik baru juga dibangun
hampir menyeluruh di wilayah Alor Barat Daya dan daerah lainnya di NTT.
Tentunya program ini tidak mudah untuk dilaksanakan lebih dikarenakan
kondisi buruk akses-akses jalan menuju desa-desa tertinggal dan terluar
yang ada di Nusa Tenggara Timur. Kondisi ini saya pribadi telah melihat
dan mengalami secara langsung bersama rekan-rekan para pekerja listrik
lainnya. Namun sebuah program yang mulia sesuai pesan Bapak Presiden
(Joko Widodo), penggunaan energi ini harus menggunakan Sila Kelima
(Pancasila), energi yang berkeadilan sosial dan harus dilaksanakan dan
didukung oleh segenap pihak. Dan semoga program-program ini dapat
berjalan dengan baik dan mampu mensejahterakan para pekerja di dunia
kelistrikan.
Before reaching Longkap village, electricity networks is also included to almost completely in the South West of Alor area and other areas in NTT. Of course this program is not easy to implement more due to the poor conditions of road access to reach underdeveloped and outermost villages in East of Nusa Tenggara. This condition personally I have seen and experienced together with fellow electric workers. But a noble program is in accordance to the message of the President (Joko Widodo), this electrical energy development must met to the fifth principle of Pancasila, Social Equitable Energy Development and must be carried out and supported by all parties. And hopefully these programs can run well and also able to prosper the workers in the electricity world.
Semua program -program yang
dilaksanakan tentunya dapat memberikan sebuah dampak sebagai hasil dari pelaksanaan program-program tersebut seperti
program listrik masuk desa ini, yang dapat dicatat dari beberapa studi, antara lain
adalah bahwasannya program ini dapat
mendorong pembangunan pertanian
di daerah perdesaan,
terlebih lagi apabila
terdapat unsur jasa
lainnya, misalnya pabrik-pabrik pengolahan dapat masuk ke
desa-desa yang memiliki potensi pertanian dikarenakan ketersediaan energy listrik yang memadai, melalui program ini dapat menjadi motor penggerak bagi kegiatan agro industri dan kegiatan perdagangan, selanjutnya semakin meningkatkan kebutuhan tenaga listrik di suatu daerah sehingga
memberikan manfaat kepada perusahaan Negara sebagai pengelola kelistrikan, program ini
juga dapat meningkatkan kesejahteraan
hidup masyrakat perdesaan, khususnya untuk dapat menikmati penerangan yang layak, dapat mendapatkan informasi melalui siaran TV. Dan radio, program ini dapat meningkatkan kemampuan
masyarakat perdesaan untuk
membaca sehingga menurunkan
tingkat buta huruf dan meningkatkan kualitas pendidikan di desa, dan tujuan program ini untuk meningkatkan dan menciptakan lapangan kerja atau minimal tercipta sebuah kesempatan bekerja, serta mengurangi urbanisasi,
ataupun menurunkan angka kelahiran bayi, meskipun belum dapat diperoleh data yang meyakinkan
sampai saat ini.
All programs which implemented certainly can provide an impact as a result of the programs implementation such as this electricity programs, which can be noted from several studies, including the fact that this program can encourage agricultural development in rural areas, especially if there are other service elements, for example processing factories can enter villages that have agricultural potential due to the availability of adequate electrical energy, through this program can be a driving force for aggro-industrial activities and trade activities, further increasing the demand of electricity in a region so as to provide benefits to state companies as electricity managers, this program can also improve the welfare of rural communities, especially to be able on enjoying adequate information, can get information through TV broadcasts. And radio, this program can improve the ability of rural communities to read, thereby reducing the level of illiteracy and improving the quality of education in the village, and the aim of this program is to increase employment or at least create a job opportunity, and reduce urbanization, or reduce infant birth rates , although convincing data cannot be obtained to date.
article by Ketut Rudi
Photos and video by Om Stef and crew
Many thanks to Om Anis Gomang, Om Stef and Crew
Technician Om Sugi From East Java
Garuda di dadaku (NTRL)
No comments:
Post a Comment